Membangun SDM Unggul: Waka MPR Memacu Revolusi SMK untuk Kurangi Pengangguran
Dalam upaya membangun SDM unggul yang siap bersaing di pasar kerja global, Wakil Ketua MPR RI memacu revolusi di sektor Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Transformasi ini menjadi kunci strategis untuk menekan angka pengangguran lulusan SMK dan menciptakan tenaga kerja terampil yang relevan dengan kebutuhan industri. Revolusi ini bukan hanya tentang perubahan kurikulum, tetapi juga tentang perubahan fundamental dalam cara membangun SDM unggul melalui pendidikan vokasi.
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, secara spesifik menekankan bahwa SMK memiliki potensi besar sebagai pencetak tenaga kerja. Namun, potensi ini belum sepenuhnya termanfaatkan karena adanya ketidaksesuaian antara kompetensi lulusan dengan tuntutan dunia kerja. Oleh karena itu, diperlukan “revolusi” dalam sistem SMK yang fokus pada peningkatan kualitas dan relevansi. Target utamanya adalah agar lulusan SMK tidak lagi menjadi penyumbang angka pengangguran, melainkan menjadi solusi bagi kebutuhan tenaga kerja industri.
Salah satu pilar utama dalam revolusi SMK ini adalah penguatan program “link and match” yang nyata dengan dunia usaha dan industri (DUDI). Kolaborasi ini harus melampaui sekadar kunjungan atau magang singkat. DUDI diharapkan terlibat aktif dalam perancangan kurikulum, penyediaan fasilitas praktik yang mutakhir, hingga penempatan lulusan. Misalnya, sejak pertengahan tahun 2024, beberapa SMK telah mengadopsi model teaching factory di mana proses pembelajaran menyerupai lingkungan kerja industri sesungguhnya, didukung oleh peralatan dan supervisi dari pihak industri.
Selain itu, membangun SDM unggul juga memerlukan perhatian pada pengembangan soft skill dan karakter siswa. Kemampuan beradaptasi, berpikir kritis, komunikasi yang efektif, dan etos kerja profesional adalah atribut yang sangat dicari oleh perusahaan. Kurikulum SMK harus mengintegrasikan pengembangan keterampilan ini secara holistik, di samping penguasaan kompetensi teknis. Ini akan menghasilkan lulusan yang tidak hanya cakap secara keilmuan, tetapi juga siap menghadapi tantangan sosial dan profesional.
Dukungan pemerintah juga vital dalam memacu revolusi ini. Alokasi anggaran yang memadai, kebijakan yang mempermudah kolaborasi dengan industri, serta insentif bagi perusahaan yang bersedia berinvestasi dalam pendidikan vokasi menjadi sangat penting. Dengan membangun SDM unggul melalui revolusi SMK, Indonesia akan memiliki angkatan kerja yang lebih kompetitif dan produktif, siap mengisi berbagai posisi strategis di era industri 4.0. Inisiatif ini adalah langkah konkret untuk mewujudkan Indonesia yang lebih maju dan sejahtera di masa depan, mengurangi pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
