Skema ‘Satu Keluarga Miskin, Satu Sarjana’: Cara Ganjar Mengatasi Kemelaratan Melalui Pembelajaran

Dalam panggung kampanye akbar “Hajatan Rakyat” di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ganjar Pranowo memperkenalkan sebuah skema ambisius bernama “satu keluarga miskin, satu sarjana”. Ini adalah pendekatan inovatif Ganjar untuk mengatasi kemelaratan melalui pembelajaran, sebuah visi yang menekankan pentingnya pendidikan sebagai jembatan menuju kesejahteraan. Ia percaya bahwa investasi pada kapasitas intelektual generasi muda adalah cara paling efektif untuk memutus rantai kemiskinan antargenerasi.

Ide untuk mengatasi kemiskinan melalui pembelajaran ini, menurut Ganjar, lahir dari pengalamannya melihat langsung kondisi masyarakat di berbagai daerah terpencil di Indonesia. Ia menyaksikan bahwa banyak keluarga yang terjebak dalam kemiskinan kronis karena keterbatasan akses terhadap pendidikan yang layak. Program “satu keluarga miskin, satu sarjana” dirancang untuk memberikan kesempatan kepada setidaknya satu anggota dari setiap rumah tangga prasejahtera untuk menempuh pendidikan tinggi hingga meraih gelar sarjana. Dengan bekal ilmu dan keterampilan, lulusan ini diharapkan dapat mengangkat ekonomi keluarganya dan menjadi agen perubahan di lingkungannya.

Implementasi program ini tidak akan berdiri sendiri. Ganjar juga menjanjikan integrasi dengan program KTP Sakti, sebuah inisiatif yang akan mengkonsolidasikan berbagai jenis kartu bantuan sosial menjadi satu kartu multifungsi. Hal ini bertujuan untuk memastikan penyaluran bantuan sosial yang lebih terarah, efisien, dan tepat sasaran kepada komunitas kurang mampu. Dengan demikian, dukungan finansial untuk pendidikan melalui pembelajaran akan dilengkapi dengan jaring pengaman sosial yang kuat, memberikan perlindungan dan kesempatan yang lebih besar bagi keluarga-keluarga yang membutuhkan.

Program “satu keluarga miskin, satu sarjana” yang berfokus pada pengentasan kemiskinan melalui pembelajaran ini telah mendapatkan respons positif dari berbagai kalangan. Banyak pihak melihatnya sebagai solusi jangka panjang yang berkelanjutan, alih-alih bantuan sesaat. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Bapak Dr. H. Dedi Supandi, M.Si., dalam sebuah forum diskusi di Bandung pada 18 Mei 2025, menyambut baik gagasan ini sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mengurangi angka kemiskinan ekstrem. Melalui komitmen terhadap pendidikan dan kesejahteraan sosial, Ganjar Pranowo optimis dapat mewujudkan Indonesia yang lebih adil dan sejahtera.

Theme: Overlay by Kaira Extra Text
Cape Town, South Africa